Minggu, 12 Januari 2014


LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
KAJIAN PEMANTAUAN TINGKAT PENCEMARAN DI SUNGAI BANJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TBI (TREN BIOTIC INDEX)


Oleh :
Ira Hermayasari
H1K012035


Asisten :
Novi Lestari


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2013




I.             PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia.Untuk dapat dikonsumsi air harus memenuhisyarat fisik, kimia maupun biologis. Secara fisikair layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak berwarna. Di samping itu airtidak boleh mengandung racun maupun zat-zat kimia berbahaya (syarat kimia), dan tidak mengandung bakteri, protozoa ataupun kumankuman penyakit. Oleh karena itu kebersihandan terbebasnya air dari polutan menjadi halyang sangat penting (Handika, 2013).
Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Fungsi sungai yaitu sebagai sumber air minum, sarana transportasi, sumber irigasi, perikanan, dan lain sebagainya. Begitu pula pertumbuhan industri dapat menyebabkan dampak penurunan kualitas lingkungan (Soemarwoto, 2003). Sungai sebagai badan air penerima air limbah industri menjadi salah satu yang rentan terhadap pencemaran. Menurut penelitian oleh Priyambada, et al (2008) di Sungai Serayu, Jawa Tengah, perubahan tata lahan yang dilikuti dengan peningkatan aktivitas domestik, pertanian dan industri akan memberikan dampak terhadap kualitas air sungai. Menurut Effendi (2003), limbah industri merupakan salah satu sumber pencemaran dan air, selain limpasan pertanian, limbah domestik, dan lain-lain.
1.2.       Tujuan
Tujuan dari praktikum kajian pemantauan pencemaran di Sungai Banjaran dengan menggunakan pendekatan Trent BioticIndex (TBI).


2.1.       Sungai Banjaran
Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah utara ke arah selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja. Sungai Banjaran memiliki luas DAS kira-kira 47.16 km2. DAS Banjaran terletak di Kabupaten Banyumas yang meliputi enam Kecamatan yaitu Kecamatan Baturaden, Kedungbanteng, Purwokerto Utara, Purwokerto Barat, Purwokerto Selatan, Purwokerto Timur, dan Patikraja.
Pemanfaatan lahan di sekitar sungai Banjaran yaitu persawahan, pertanian, pemukiman penduduk, hotel, dan villa, sedangkan air sungai di manfaatkan sebagai keperluan irigasi, perikanan, mandi, cuci dan kakus (WC). Sungai ini juga dimanfaatkan sebagai pembuangan limbah, baik rumah tangga maupun pertanian. Keberadaan sungai Banjaran sangat penting bagi warga di sepanjang daerah aliran, mereka sangat bergantung terhadap sungai ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan irigasi pertanian.
Salah satu sungai yang bervariasi dalam tata guna lahan dan peruntukannya adalah Sungai Banjaran. Perubahan tata guna lahan inilah yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem sungai Banjaran. Salah satu contoh perubahan pemanfaatan daerah sekitar aliran adalah pembangunan berbagai hotel dan villa di Baturaden yang merupakan hulu dari sungai Banjaran.
Hal ini berakibat air hujan yang jatuh di kawasan wisata Baturraden tidak banyak lagi yang dapat meresap kedalam tanah melainkan lebih banyak melimpas (run-off) sehingga meningkatkan debit banjir di sungai Banjaran terutama di hilir sungai. Kondisi kualitas air dapat diketahui dengan parameter fisika, kimia dan biologi yang langsung berhubungan dengan perairan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan usaha perikanan yang produktif. Faktor-faktor abiotik yang menentukan kualitas suatu perairan dan sering diukur pada setiap studi ekosistem perairan adalah temperatur, penetrasi cahaya, kandungan gas-gas respirasi dan lain-lain  (Odum, 1971).
2.2.       Makroinvertebrata bentik
Bentik atau bentos merupakan orgenisme yang hidupnya pada permukaan air atau di dalam dasar suatu perairan, dengan cara menempel pada batu, pasir, atau lumpur. Bentik sungai memiliki karateristik mengikuti arus air yang mengalir pada suatu sungai. Ekosistem dalam perairan terbagi menjadi ekosistem lentic dan lotic. Sungai merupakan tipe perairan mengalir. Odum (1993), menyatakan bahwa perairan mengalir adalah suatu bentuk ekosistem yang mempunyai ciri khas yaitu adanya aliran air yang menuju kesatu jurusan dan mendapat tambahan air baru dari satu jurusan yang lebih tinggi tempatnya.Perubahan kondosi pada suatu perairan sangat mempengaruhi hewan makrobentos yang ada pada perairan tersebut.
Makrobentos memiliki peranan ekologis yang penting yaitu sebagai penyedia makanan bagi hewan yang tingkatan tropiknya lebih tinggi, berperan dalam menyuburkan dasar perairan, berperan sebagai bioindikator lingkungan perairan, sebagai rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus materi. Komposisi genus dan kelimpahan makrobentos dapat dikontrol dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor kimia, faktor fisika, maupun faktor biologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu, arus, salinitas, kadar oksigen didalam air, PH, kandungan bahan organik dalam air, bioturbasi dan pemangsaan (Odum, 1971).
2.3.       TBI (Trent Biotik Index)
Tren Biotic Index merupakan indikator kualitas air sungai dengan analisis makroinvertebrata yang ada. Tren Biotic Index mengukur sensitivitas dari komunitas bentik terhadap polutan organik dan zat-zat lainnya. Makroinvertebrata yang berbeda memiliki berbagai tingkat toleransi atau intoleransi terhadap polusi. Biotik indeks memberikan nilai toleransi terhadap setiap takson (kelompok) dan kemudian menghitung nilai rata-rata untuk komunitas (semua organism dikumpulkan atau bagian).Nilai indeks biotik berkisa rdari 0 sampai 10, dengan nilai yang lebih rendah 0-3,5 indicitive tidak ada pencemaran organik jelas dan nilai lebi besar dari 5,5 menunjukkan tingkat signifikan polutan organik (Wikipedia, 2012).


III.      MATERI DAN METODE
3.1         Materi
3.1.1   Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, saringan, senter, botol film, bukuiden,  kaca lup.
3.1.2        Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kantong plastik, makroinvertebrata akuatik, formalin 4%.
3.2         Metode
Metode penelitian menggunakan metode survey.
1.      Pengambilan contoh makroinvertebrata akuatik. Pengambilan contoh cukup dilakukan dengan hand sorting. Tiap spesies cukup 3 sampel.
2.      Pengawetan sampel. Sampel diawetkan dengan menggunakan formalin 4%, dan dimasukan kedalam plastik setelah terlebih dulu memberi label.
3.      Prosedur laboratorium. Sampel dicuci dengan air kemudian lakukan penyortiran. Sampel tersebut kemudian diidentifikasi sampai tingkat taksonomi.
3.3         Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2012 di Sungai Sidaboa Desa Sidaboa.

IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Tabel 1. Data Makroinvertebrata di Sungai
Stasiun
Hand Sorting
Gumawang
Takson
Jumlah

1
Plecoptera
-

2
Ephemeroptera
1

3
Trichoptera
1

4
Diptera
-

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
1

8
Gastropoda
1

9
Bivalvia
-

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
1

12
Crustacea
-

13
Annelida
-

14
Hirudinea
-

15
Odonata
1

16
Oligochaeta
-
Kebumen
Takson
Jumlah

1
Plecoptera
-

2
Ephemeroptera
2

3
Trichoptera
2

4
Diptera
3

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
-

8
Gastropoda
2

9
Bivalvia
-

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
-

12
Crustacea
-

13
Annelida
-

14
Hirudinea
-

15
Odonata
1

16
Oligochaeta
-
Beji
Takson
Jumlah

1
Plecoptera
2

2
Ephemeroptera
1

3
Trichoptera
1

4
Diptera
-

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
-

8
Gastropoda
-

9
Bivalvia
-

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
-

12
Crustacea
1

13
Annelida
-

14
Hirudinea
1

15
Odonata
-

16
Oligochaeta
-
Kodim
Takson
Jumlah

1
Plecoptera
-

2
Ephemeroptera
1

3
Trichoptera
2

4
Diptera
-

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
-

8
Gastropoda
1

9
Bivalvia
-

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
-

12
Crustacea
2

13
Annelida
1

14
Hirudinea
1

15
Odonata
-

16
Oligochaeta
-
Tanjung
Takson
Jumlah

1
Plecoptera
-

2
Ephemeroptera
2

3
Trichoptera
-

4
Diptera
2

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
-

8
Gastropoda
1

9
Bivalvia
-

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
-

12
Crustacea
-

13
Annelida
-

14
Hirudinea
-

15
Odonata
-

16
Oligochaeta
-
Sidaboa

Takson
Jumlah

1
Plecoptera
1

2
Ephemeroptera
1

3
Trichoptera
-

4
Diptera
3

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
1

8
Gastropoda
2

9
Bivalvia
1

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
-

12
Crustacea
2

13
Annelida
-

14
Hirudinea
-

15
Odonata
-

16
Oligochaeta
1
Patikraja

Takson
Jumlah

1
Plecoptera
-

2
Ephemeroptera
-

3
Trichoptera
2

4
Diptera
4

5
Simulidae
-

6
Chironomidae
-

7
Coleoptera
2

8
Gastropoda
-

9
Bivalvia
-

10
Lepidoptera
-

11
Hemiptera
-

12
Crustacea
-

13
Annelida
-

14
Hirudinea
1

15
Odonata
-

16
Oligochaeta
2

Tabel 2.Daftar Trent Biotic Index TiapStasiun                                                                   
Sungai
TBI
BOD
Gumawang
V
2,9
Kebumen
VII
1,3
Beji
VII
1,2
Kodim
V
2,7
Tanjung
V
1,8
Sidaboa
VI
1,9
Patikraja
V
2



4.2.      Pembahasan
Faktor utama penentu kehidupan makrobentos diantaranya adalah faktor fisikokimia yang terdiiri dari: temperatur, arus, konduktivitas, oksigen terlarut, substrat, pH, CO2 bebas dan nutrien. Temperatur (suhu) merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi kehidupan makrobentos. Temperatur dalam suatu perairan sangat dipengaruhi oleh komponen substrat dasar perairan, air hujan, kekeruhan air dan petukaran panas yang terjadi pada sungai tersebut. Temperatur yang cocok bagi kehidupan orgnisme air tawar adalah diantara 200C- 300C dengan temperatur optimum brkisar diantara 250C-280C (Huer, 1997 dalam Iskandar, 2002).
Arus merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan makrobentos. Karena pada umumya invetebrata bentik mempunyai kerapatan yang tinggi pada komunitas arus deras. Arus yang deras memiliki dasar yang keras terutama terdiri dari batu yang dapat menyediakan tempat untuk makrobentik menempel atau melekat. Pada arus yang tenang jarang terdapat makrobentos karena dasar perairan berupa lumpur halus atau pasir yang tidak ada tempat untuk menempel atau melekatnya makrobentos (Odum, 1971).
Substrat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penyebaran dan banyaknya makroinvertebrata bentik. Jenis substrat dasar dapat dibedakan menjadi 6 (enam) yaitu Lumpur, pasir, tanah liat, kerikil, batu dan tanah liat berlumpur. Perubahan komunitas makroinvertebrta bentik diperaian mengalir terjadi apabila terdapat penambahan endapan substrat yang terkikis (Hawkes, 1997). Oksigen terlarut dalam membentuk O2 terlarut didalam perairan tersebut. Secara umum organisme bentos tidak dapat hidup dengan kadar  rendah, kecuali cacing dan larva nyamuk. Kandungan terlarut yang rendah akan meraduksi jumlah spesies invertebrate. Kandungan oksigen terlarut yang baik untuk biota air minimal sebesar 5 ppm. (Ismail dan Mohanimed, 1992 dalam Akhirani, 2004).
Hasil praktikum yang didapat bahwa nilai TBI di sungai Sidaboa yaitu VI yang berarti bahwa perairan disungai Sidaboa termasuk perairan yang tergolong agak tercemar karena hadirnya kelompok dari trichoptera, ephemeroptera, coleopteran, hemiptera dan gastropoda. Di sungai Kebumen nilai TBI  yaitu VII yang berarti bahwa perairan di sungai Kebumen termasuk perairan yang tergolong tercemar Di sungai Beji nilai TBI sama seperti sungai yang di Kebumen yaitu VII, yang berarti penaran pada sungai Beji tercemar karena hadirnya kelompok dari hirudinae, crustacea, plecoptera, ephemeroptera, trichoptera.
Nilai TBI di sungai Kodimyaitu VII, yang berarti bahwa perairan di sungai Kodim sudah mulai tercemar karena hadirnya kelompok dari ephemeropttera, trichoptera, gastropoda, annelida, crustacean, hirudinae. Pada sungai Tanjung nilai TBI nya sama seperti Gumawang dan Kodim yaitu V, yang berartiperairan di sungai Tanjung agak tercemar karena hadirnya kelompok dari ephemeroptera, diptera, dan gastropod. Di sungai Sidaboa nilai TBI nya juga VI yang berarti perairan di sungai Sidaboa tercemar karena hadirnya kelompok dari oligochaeta, crustacean, bivalvia, gastropoda, coleoptera, diptera, ephemeroptera, plecoptera. Dan nilai TBI di sungai Patikraja yaitu V yang berarti perairannya tercemar karena hadirnya kelompok dari coleopteran, gastropoda, annelid dan hirudinae. Nilai TBI berbanding terbalik dengan BOD, namun pada hasil pemantauan nilai BOD sungai Tajung lebih kecil dari pada sungai Sidabowa, hal ini menunjukkan jika data tidak sesuai, seharusnya data menunjukkan perbandingan terbalik anatar nilai TBI dan BOD. Factor yang mempengaruhi ialah keadaan fisik sungai yaitu lebar dan kedalaman, suhu dan faktor – faktor lainnya.


V.          KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan :
1.    Dalam perairan  di sepanjang aliran sungai (DAS) Banjaran terdapat makrobenthos.
2.    Makrobentos yang ditemukan dan diperoleh dalam praktikum ini diantaranya oligochaeta, crustacean, bivalvia, gastropoda, coleoptera, diptera, ephemeroptera, plecoptera.
3.    Kajian pemantauan yang menggunakan pendekatan trent biotik indek menunjukkan hasil dari beberapa sungai dengan kadar tercemar sungai yang berbeda-beda.

5.2.       Saran
Semoga hasil praktikum ekologi perairan ini bias dijadikan sumber dari bahan penelitian TBI untuk keadaan sungai yang berada di aliran sungai Banjaran. Hasil yang telah diperoleh akan sangat bermanfaat untuk pengetahuan masyarakat mengenai tingkat pencemaran aliran sungai Banjaran sehingga masyarakat bisa lebih menjaga sungai supaya tingkat pencemaran nya tidak bertambah. 


DAFTAR PUSTAKA
Akhirani, S.P. 2004. Struktur Komunitas Makroinvertebrata Bentik Sebagai Indikator Degradasi Lingkungan Perairan Sungai Klawing Kab. Purbalingga.SkripsiFakultasBiologi UNSOED: Purwokerto.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelola Sumberdaya & Lingkungan Perairan. J MSP Fak. P & K. IPB: Bogor.
Hawkes, H.A.1979. Invertebrates an Indikator Of River Water Quality. In James, A. And L. Erison, ED. Biology Indikator Of Water Quality. Jon Willey Sons, Toronto.
Odum, E.P.1971.Fundamentals Of Ecology. W.B. Sandens Company. Philadelphia, London.
Odum, E.P.1993. Dasar-Dasar Ekologi. diterjemahkan oleh Thahjono samingan. Yogyakarta:GadjahMada Press.
Wikipedia. 2012. Pengertian Trent Biotic Index. en.wikipedia.org. diaksespadatanggal22 November 2013





Tidak ada komentar:

Posting Komentar